Senin, 27 Desember 2010

6 Kunci Menjadi Sukses Di mana saja

6 kunci itu adalah :
1. Pursue What You Love
Fokus, ketahanan, ketekunan dan semangat merupakan beberapa motivator yang sangat kuat dalam menunjang kesuksesan.

2. Do The Hardest Work First
Kebannyakan orang terlalu menyepelekan hal ini, dan biasanya lebih rutin melakukan hal-hal yang bisa dibilang kurang penting. Cara terbaik untuk merekam aktivitas kita sepanjang hari adalah dengan mendata apa yang kita lakukan. Cara terbaik untuk merekam aktivitas kita sepanjang hari adalah dengan mendata apa yang kita lakukan.

3. Practice Intensely
Sembilan puluh menit merupakan waktu maksimum fokus untuk setiap aktivitas yang kita lakukan. Bukti yang sama kuat bahwa orang-orang besar latihan tidak lebih dari 4 ½ jam sehari.

4. Seek Expert Feedback, in Intermittent Doses
Terlalu banyak umpan balik yang terus menerus terjadi dapat mennimbulkan kelebihan kognitif, kecemasan meningkat, dan gangguan pembelajaran untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan.

5. Take Regular Renewal Breaks
Lakukanlah istirahat secara teratur setelah melakukan aktivitas. Dengan istirahat teratur membuat aktifitas otak dapat bekerja secara maksimal, sehingga tidak membuat otak bekerja dengan paksa.

6. Ritualize Practice
Disiplin termasuk kunci terpenting dan cara terbaik untuk melakukan dan mencapai kesuksesan. Kapanpun kita ingin mencapai sesuatu, buat gambaran gambalng dari rencana tindakan, ini akan memberi kita kesempatan untuk lebih berkonsentrasi pada tahap pencapaian itu, dan memonitor kemajuannya dalam perwujudan.

RESENSI Novel Negeri 5 Menara



Cerita ini bermula ketika suatu kegundahan yang dialami oleh Alif, bocah dari pinggiran danau maninjau, Sumatera Barat, suatu kampung yang disanalah lahir ulama terkenal, Buya Hamka namanya. Alif bercita-cita ingin menjadi seorang “Habibie” , ahli teknologi yang pernah mengeyam pendidikan di ITB Bandung. Alif sangat ingin merasakan kuliah di ITB, salah satu jalannya adalah masuk ke sekolah umum. Namun, Ibunya menginginkan dia agar menjadi ulama seperti Buya Hamka, maka Ibunya berkehendak agar Alif masuk madrasah. Suatu pergolakan di dalam diri Alif muncul, di satu sisi Alif tidak ingin mengecewakan Ibunya, di satu sisi dia ingin meraih mimpi-mimpinya masuk di ITB. Tiba-tiba Alif mendapatkan pencerahan, dia memutuskan untuk mondok di suatu pesantren di Jawa Timur.

Berbekal keyakinan yang kuat dan restu dari Ibunya, Alif berangkat menuju Ponorogo, Jawa Timur bersama Ayahnya. Di perjalanan, mereka naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Sesampainya disana, dia dipertemukan oleh sosok-sosok yang nantinya akan menjadi bagian dari cerita di dalam novel ini. Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa adalah teman-teman seperjuangan Alif ketika nanti dia belajar di Pondok Madani. Mereka itulah yang diceritakan sering berkumpul melepas lelah dibalik menara masjid yang kokoh berdiri. Ditempat itulah mereka menunggu maghrib sambil memandang langit dan menyatakan mimpi-mimpi mereka. Mereka dijuluki sahibul menara. PM mengajarkan ketekunan kepada mereka, dengan pepatah Arab yang ”sakti” dan selalu melekat dikalangan santri ”man jadda wa jada” siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Guru-guru yang tawadhu tetapi ”keren” diceritakan dalam buku ini yaitu Kiai Rais ataupun Ustad Salman yang selalu menjadi inspirasi bagi para santri yang ada di PM. Kehidupan pesantren digambarkan menyenangkan tetapi tetap serius menjalankan kehidupan sehari-hari yang penuh akan kegiatan positif.

Penulis menceritakan kisah tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti serta sarat akan makna yang dapat dipetik. Buku tentang perjuangan meraih mimpi ini diceritakan secara lengkap dan jujur oleh sang penulis, lalu selipan humor khas pondok pesantren menambah isi buku ini semakin menarik untuk dibaca. Kisah-kisah inspiratif benar-benar ditunjukkan dalam novel ini. Direkomendasikan untuk dibaca para pelajar yang ingin meraih mimpi-mimpinya.